Jelang Muktamar ke-48 Muhammadiyah ‘Aisyiyah, RS Islam Jakarta Cempaka Putih Gelar Seminar dan Lokakarya Nasional (Semiloknas) pada Rabu (3/8/2022) dengan tema “Keluarga Sakinah sebagai Benteng Keluarga Berketahanan dalam Memperkuat Peradaban Bangsa.”
Semiloknas yang merupakan kerjasama antara Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (PP ‘Aisyiyah), Majelis Pembina Kesehatan Umum PP Muhammadiyah, dan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.Hamka (UHAMKA) ini mengupas tantangan yang semakin kompleks untuk menjadikan keluarga berketahanan. Dalam sambutannya, Atikah M. Zaki selaku Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah yang membidangi Majelis Kesehatan PP ‘Aisyiyah menyampaikan bahwa isu-isu kesehatan merupakan salah satu isu yang akan di bahas pada Muktamar 48.
Disampaikan Atikah, selain isu penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), penurunan stunting, PHBS, dan isu lansia, penurunan penyakit menular dan tidak menular juga menjadi isu yang menjadi perhatian.
Lebih lanjut Atikah menyebut bahwa sesehatan jiwa yang masuk dalam isu penyakit tidak menular patut menjadi perhatian bersama karena saat ini di Indonesia sekitar 1 dari 10 penduduk merupakan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Akan tetapi angka ini tidak diimbangi dengan jumlah dokter spesialis kejiwaan yang ada di Indonesia.
Saat ini menurutnya hanya terdapat 1000 dokter yang artinya satu orang dokter menangani 250.000 pasien. Sedangkan standar WHO, satu pasien menangani 300-400 pasien. Demikian juga Orang dengan Masalah Kejiwaan (ODMK), saat ini psikiater dan psikolog yang ada di Indonesia menangani lebih dari 30ribu orang sehingga ini adalah masalah kita bersama.
Semiloknas dan Porgram Muktamar 48
Semiloknas ini disebut Atikah diharap mampu meningkatkan terhadap masalah pada keluarga sakinah, meningkatkan pentingnya pendidikan keluarga sakinah, juga meningkatkan pemahaman tentang deteksi dini dari gangguan kejiwaan dan meningkatkan pemahaman terhadap pencegahaan masalah gangguan kejiwaan yang ada di Indonesia saat ini.
“Kami berharap juga setelah Semiloknas ini akan ada rekomendasi yang akan disampaikan untuk nanti Muktamar ke-48 sebagai suatu masukan untuk program Muktamar dan program kesehatan yang akan datang,” ujarnya.
Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, R. Vensya Sitohang menyampaikan bahwa keluarga menjadi bagian dari masyarakat yang memegang peranan penting dalam mewujudkan masyarakat yang sehat. Keluarga yang sehat menurutnya bukan hanya sehat fisik, tetapi juga sehat secara mental, spiritual, dan sosial.
“Keluarga yang sehat memiliki artian seluruh individu dalam keluarga dapat berkembang, bertumbuh secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan yang dihadapi, dapat bekerja secara produktif, dan memberikan kontribusi pada lingkungan.”
Peran Muhammadiyah ‘Aisyiyah Wujudkan Kesehatan Keluarga
Selain itu, Vensya juga menyebut bahwa organisasi masyarakat juga memiliki peran dalam mewujudkan kesehatan masyarakat melalui edukasi yang dilakukan. “Ormas memiliki peran dalam mengedukasi untuk meningkatkan peran aktif keluarga dalam mewujudkan kesehatan jiwa bagi keluarga. Dimana peran aktif keluarga dapat dilihat dari perilaku sehat jiwa yang dipraktekkan oleh setiap individu dalam keluarga tersebut,” terangnya.
Kementerian Kesehatan sendiri hingga saat ini telah berkerjasama dengan 17 ormas yang ada di Indonesia termasuk PP Muhammadiyah dan PP ‘Aisyiyah dalam berbagai kegiatan untuk mendukung arah kebijakan pembangunan kesesehatan prioritas. Menurut Vensya, Muhammadiyah, dan ‘Aisyiyah memiliki struktur kepengurusan dari tingkat pusat hingga tingkat desa yang dapat dijadikan modal yang luar biasa.
“PP Muhammadiyah dan PP ‘Aisyiyah memiliki struktur kepengurusan yang luar biasa mulai dari tingkat pusat, provinsi, kelurahan, hingga desa, sehingga ini merupakan modal yang dapat dijadikan prestasi untuk berperan di akar rumput hingga tingkat keluarga.”
Oleh karena itu Vensya berharap melalui seminar akan memperkuat peran serta ormas untuk melakukan pemberdayaan keluarga dalam memandirikan keluarga dalam mewujudkan keluarga yang sehat jiwa. (Suri)