Adi Hidayat, Bangga Jadi Kader Tulen Muhammadiyah

MUKTAMAR48.ID., SURAKARTA – Warga persyarikatan harus berbangga menunjukkan identitasnya sebagai kader Muhammadiyah. “Dimana pun, kapanpun dan berkiprah dalam suasana apapun jangan pernah merasa sungkan untuk mengatakan saya kader Persyarikatan Muhammadiyah,” tegas Ustadz Adi Hidayat dalam acara Tabligh Akbar Menyongsong Muktamar ke-48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah, pada Sabtu (8/10) di Edutorium K.H. Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Bahkan Adi Hidayat dalam event yang dihadiri oleh 15.000 jamaah secara luring dan 85.000 jamaah secara daring ini menegaskan dirinya adalah kader tulen Muhammadiyah. “Saya ingin menegaskan kembali supaya tidak ada statemen yang diucapkan oleh Pak Rektor dan Prof. Dadang Kahmad tadi. Adi Hidayat adalah kader tulen Muhammadiyah,” ucapnya.

Tiga alasan yang harus menjadi kebanggan kader Muhammadiyah disebut Adi, pertama, Muhammadiyah merupakan jalan hidup yang mengikuti petunjuk Nabi Muhammad, melalui cicitnya yaitu KH. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah. “Patut diingat KH. Ahmad Dahlan yang mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah itu 18 November 1912, 8 Dzulhijjah 1330, merupakan keturunan Nabi yang tidak ada perbedaan pendapat di dalamnya tersambung kepada Rasulullah Saw,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut Adi Hidayat menyebutkan secara lengkap nasab keturunan KH. Ahmad Dahlan sampai Nabi Muhammad dan Nabi Adam AS.

Kedua, pengorbanan kader-kader Muhammadiyah untuk bangsa dan negara tidak bisa disangkal. Pengabdian dan amal salih yang dilakukan oleh Kader Muhammadiyah diwakafkan untuk kemanfaatan yang luas. Namun demikian, kader-kader Muhammadiyah yang mewakafkan diri untuk umat dan bangsa, tidak boleh lupa kepada induknya.

“Wakaf itu tidak mengharuskan kita lupa kepada induknya, penting saya garis bawahi kalimat ini, karena beberapa kali saya menemukan unsur utusan dari Muhammadiyah malu menunjukkan Muhammadiyah nya,” tuturnya.

Ketiga, jika mengikuti Khittah dan Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM) akan selamat sampai menuju Allah SWT. Menurutnya, pedoman ber-Muhammadiyah mengacu kepada Al Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad.

Muhammadiyah disebut Adi Hidayat juga telah mengaplikasikan contoh-contoh kebaikan dari Nabi Muhammad. “Nabi Muhammad menolong orang sakit, diaplikasikan menjadi PKU. Nabi memberi pendidikan bagi sahabat-sahabatnya, diimplementasikan dengan mendirikan berbagai pendidikan Muhammadiyah hingga sejumlah kampus yang megah.”

Oleh karena itu, Adi Hidayat mengajak seluruh warga persyarikatan untuk menanamkan Muhammadiyah dalam jiwanya untuk dapat mewarnain Indonesia. “Tanam-tanamkan Muhammadiyah di jiwa kita, maka Muhammadiyah akan semarak dan menyemarakan dalam kehidupan berbangsa di negara kita.” (Sumber : muhammadiyah.or.id)

WhatsApp
Telegram
Facebook
Twitter
Email
Print

95 Comments

Berikan komentar

Your email address will not be published.

Langganan Kabar Muktamar

Jangan sampai ketinggalan kabar muktamar terbaru, langganan sekarang!

Mau kirim berita?

Berita lainnya

Situs web ini menggunakan cookie untuk memberi Anda pengalaman menjelajah terbaik.

Terima
Tolak